Lies
“Once again we're truly sorry ya ziel” ucap Yonathan sambil mendorong kepala Alora untuk ikut membungkuk pada Ziel.
'duh bego banget sih gue' batin Alora
“Cabut dulu ao” ucap Yonathan singkat.
Begitu bel berbunyi Yonathan segera melangkahkan kakinya keluar dari kelas Alora, atau lebih tepatnya kabur meninggalkan temannya. Cukup sampai disitu bantuan yang diberikan olehnya.
Alora yang ditinggalkan mengumpat dalam hatinya kemudian menarik kursinya pelan kemudian terduduk dengan canggung.
“What's ur name?” tanya Ziel sambil menaikkan alisnya.
'shit' umpat Alora dalam hati
“Alora Harper” panggil Ziel membuat Alora panik seketika membuat Ziel mengulum senyumnya, ini waktunya untuk mode serius Ziel.
“Gue cuma liat nametag lo”
Alora hanya mengangguk pasrah.
“Gue mau tanya deh sama lo”
Alora kembali merutuki dirinya ketika pria disebelahnya terus berbicara padanya yang membuat teman perempuan dikelasnya melayangkan tatapan tajam padanya.
“Lo tau Dreamers? i mean band gue” tanya Ziel yang diangguki Alora.
“Cuma pernah dengar” jawab Alora singkat.
'first lie, alora'
“Okay second question, Ao-”
“Alora kita ga deket gausah ao ao” balas Alora jutek, Ziel sedikit tersentak.
“Lo beneran bukan fans gue?” tanya Ziel sekali lagi.
“GAK NGAPAIN?” teriak Alora sebelum menutupi mukanya ketika mendengar bisikan-bisikan disekelilingnya.
'second lie duh gue bego banget'
Pagi itu baik Alora dan Ziel keduanya benar-benar diam hanyut dalam pemikiran mereka masing-masing.