Caleyverse

Kenalan


Aiden membawa rhea ke kantornya sejenak sebelum pergi ke kejaksaan untuk mengurusi beberapa hal di perusahaan

Rhea berbaring di sofa aiden sambil memainkan hp milik aiden, menghabiskan waktu

“Iya terus tuh- eh ini perempuan yang kemarin kan?” tanya sang perempuan sambil menatap ke arah aiden

“Hai gue jane lo siapa?” sapa jane sambil mengulurkan tangannya

“Gue lea adik sepupu aiden” ucap rhea sambil melipat tangannya membuat jane tertawa canggung

“Gue dulu nembak aiden pas dia lagi mabuk waktu awal kuliah eh ternyata diterima, dikira rhea rhea siapa tuh gue nya” timpal jane membuat aiden meringis dalam diam

“Oh gitu ih kenapa ngga balikan aja kalian? Kalau nikah gue siap jadi pagarayu” ucap rhea sambil menatap aiden tajam

“Jane ngelantur lo udah balik kerja sana” usir aiden pelan

“Jahat banget sama mantan dasar tukang mabuk” cibir jane sambil melangkah keluar dari ruangan aiden

“Oh bisa mabuk juga? Pas mabuk kelepasan ngga? Dia hamil ngga?” tanya rhea bertubi tubi membuat aiden sedikit bergidik ngeri

Your turn


Rhea menaruh kantong infus di atas kepalanya karena penyangga nya terhalang aiden yang sedang tertidur

“Suster viona dimana ya?” tanya rhea pada salah satu suster yang kebetulan berada di ruangannya tadi

“Kamu beneran mau jengukin viona?” tanya susternya berkaca kaca yang diangguki rhea

“Biar saya yang antar, kamu terlalu baik rhea” ucap sang suster yang hanya dibalas senyuman oleh rhea

Sesampainya di depan kamar viona, rhea menarik nafas sebelum masuk ke dalam

“Lo-” ucap viona terputus melihat rhea di depannya

“Gue masih hidup ngga ada yang lecet bisa jalan juga” balas rhea sambil melirik kaki viona

“ANJING LO” teriak viona membuat rhea memejamkan matanya

“Dengar ya viona gue udah muak sama lo, jangan kira gue diam gue bisa lo tindas” ucap rhea tajam membuat viona bergidik ngeri

“Kalau lo berhadapan sama monster lo harus berpikiran kaya monster tau kan? Gue lagi mikirin enaknya hukuman yang setimpal buat lo apa” sambung rhea sambil berjalan mendekat ke arah viona

“Narapidana udah pasti sih nyusul papa kesayangan lo” ucap rhea tepat di depan muka viona memancing amarahnya

“Papa lo juga” balas viona tak mau kalah membuat rhea mendengus sambil tersenyum miring

“Gue mau urus pisah kk hari ini tenang aja lagian udah dapat tawaran jadi menantu juga, akhirnya juga lo ngga akan dapat apa apa karena dari awal itu bukan punya lo” jelas rhea pelan

Prang

“ANJING LO BIADAB” teriak viona membanting barang barang di sekitarnya

“Gue belajar dari lo sih yang ini” ucap rhea sambil membuat muka sedih

“Suster tolong saya” teriak rhea sambil mengolok viona

Membuat sang suster masuk dengan panik setelah mendengar suara pecahan kaca dari dalam ruangan viona

Brak

“Suster kakak saya ngga harus masuk rumah sakit jiwa kan?” tanya rhea sedih membuat sang suster terdiam

“Saya baru kepikiran kayanya memang harus dirujuk ke rumah sakit jiwa” ucap sang suster membuat viona lebih panik

Rhea hanya berjalan keluar dengan santai sambil tersenyum sebelum menutup pintu kamar viona

“Rere? Kamu darimana aja? Aku nyariin kamu” tanya aiden dengan suara serak khas orang yang baru bangun tidur

“Jalan jalan? Aiden peluk dong” gumam rhea yang segera dilakukan aiden membuat rhea tersenyum di tengah pelukannya

It's hurt


“Jangan ada yang nangis ya? Let her go with peace” ucap marvel yang diangguki mereka

“Ngga janji” jawab nathan melangkah masuk bersama aiden

Terlihat tubuh pucat rhea yang terbaring di atas ranjang pasien terlihat tenang

“Aiden” tegur calvin pelan

Giselle hanya melihat dari pojok ruangan menutup kedua mulutnya

“Kakak rencananya mau lamar kak laura loh cuma kayanya harus ditunda nih” ucap nathan memukai percakapan membuat mereka semua menahan air mata yang memaksa untuk jatuh

“Rere tau ngga? Kemarin yang kamu liat itu mantan aku waktu kuliah” sambung aiden yang mendapat pukulan di punggungnya

“Kita putus aja biar kamu bisa nikahin dia”

“It's hurt aiden jangan peluk” ucap rhea pelan

“RHEA LO JAHAT BANGET GUE HAMPIR BENCI SAMA LO” teriak giselle berlari menuju rhea

“Jijel berisik ah tau gitu gue diam dulu biar lo uwu uwu sama kak calvin” balas rhea sambil tertawa sebelum mengaduh kesakitan

“But how? Kamu ketembak dua kali kan?” tanya aiden pelan

“Untungnya rompi anti peluru nya sampai tepat waktu” ucap rhea sambil mengelus pipi aiden

“Kok nangis? Senyum dong kan kamu mau lamar mantan kamu” sindir rhea pelan membuat marvel mengelus kepalanya pelan

It's hurt


“Jangan ada yang nangis ya? Let her go with peace” ucap marvel yang diangguki mereka

“Ngga janji” jawab nathan melangkah masuk bersama aiden

Terlihat tubuh pucat rhea yang terbaring di atas ranjang pasien terlihat tenang

“Aiden” tegur calvin pelan

Giselle hanya melihat dari pojok ruangan menutup kedua mulutnya

“Kakak rencananya mau lamar kak laura loh cuma kayanya harus ditunda nih” ucap nathan memukai percakapan membuat mereka semua menahan air mata yang memaksa untuk jatuh

“Rere tau ngga? Kemarin yang kamu liat itu mantan aku waktu kuliah” sambung aiden yang mendapat pukulan di punggungnya

“Kita putus aja biar kamu bisa nikahin dia”

“It's hurt aiden jangan peluk” ucap rhea pelan

“RHEA LO JAHAT BANGET GUE HAMPIR BENCI SAMA LO” teriak giselle berlari menuju rhea

“Jijel berisik ah tau gitu gue diam dulu biar lo uwu uwu sama kak calvin” balas rhea sambil tertawa sebelum mengaduh kesakitan

“But how? Kamu ketembak dua kali kan?” tanya aiden pelan

“Untungnya rompi anti peluru nya sampai tepat waktu” ucap rhea sambil mengelus pipi aiden

“Kok nangis? Senyum dong kan kamu mau lamar mantan kamu” sindir rhea pelan membuat marvel mengelus kepalanya pelan

Not going anywhere


“Aiden lo ngga mau pulang ganti baju dulu?” tawar leon yang tentunya ditolak aiden

“Gue temanin aiden” ucap nathan menghampiri mereka, meyakinkan mereka untuk pulang terlebih dahulu

Aiden sesekali mengacak rambutnya gusar, menghela nafas kasar

Seorang dokter keluar dari ruang ICU membuat aiden dan nathan menghampirinya

“Gimana dok?” tanya nathan mewakili aiden yang panik

“Tolong n-nanti” ucap sang dokter terbata bata

“Dokter nangis?” tanya nathan yang tidak dijawab oleh sang dokter memilih berlalu pergi

“Aiden tenang” ucap nathan menahan tangan aiden yang sudah siap menghancurkan apapun yang tertangkap matanya

“Bang gue ngga bisa kehilangan rere lagi cukup sekali” lirih aiden yang diangguki nathan

Beberapa jam berlalu mereka satu per satu bergantian untuk pulang ke rumah mereka terkecuali aiden yang tidak ingin beranjak sedikit pun

“Papi? Rere pi” ucap aiden ketika sang ayah melangkahkan kakinya ke arah aiden

“Kalian semua hebat” ucap edward sambil menghapus air matanya yang turun membuat kaki aiden menyerah untuk menumpu badannya

Bruk

“Aiden tenang nafas” ucap jean menahannya

Not going anywhere


“Aiden lo ngga mau pulang ganti baju dulu?” tawar leon yang tentunya ditolak aiden

“Gue temanin aiden” ucap nathan menghampiri mereka, meyakinkan mereka untuk pulang terlebih dahulu

Aiden sesekali mengacak rambutnya gusar, menghela nafas kasar

Seorang dokter keluar dari ruang ICU membuat aiden dan nathan menghampirinya

“Gimana dok?” tanya nathan mewakili aiden yang panik

“Tolong n-nanti” ucap sang dokter terbata bata

“Dokter nangis?” tanya nathan yang tidak dijawab oleh sang dokter memilih berlalu pergi

“Aiden tenang” ucap nathan menahan tangan aiden yang sudah siap menghancurkan apapun yang tertangkap matanya

“Bang gue ngga bisa kehilangan rere lagi cukup sekali” lirih aiden yang diangguki nathan

Beberapa jam berlalu mereka satu per satu bergantian untuk pulang ke rumah mereka terkecuali aiden yang tidak ingin beranjak sedikit pun

“Papi? Rere pi” ucap aiden ketika sang ayah melangkahkan kakinya ke arah aiden

“Kalian semua hebat” ucap edward sambil menghapus air matanya yang turun membuat kaki aiden menyerah untuk menumpu badannya

Bruk

“Aiden tenang nafas” ucap jean menahannya

The Storm


Rhea menghela nafas sambil mengecek jam tangannya berulang kali

“Aiden please” gumam rhea sambil menggigit bibir bawahnya

Sesampainya di depan kantor aiden terlihat aiden berlari keluar menyambut nya

“Rhea collin?” ucap aiden dari kejauhan sambil merentangkan kedua tangannya

Rhea yang melihat siluet hitam di belakang aiden segera berlari sekuat tenaga

Terlihat viona yang tersenyum sinis dibalik masker dan topinya

“AIDEN!” teriak rhea melompat ke dalam pelukan aiden membuat aiden memutar badan rhea

Dor

“Ugh...” ringis rhea membuat aiden terdiam mencerna situasi di depannya

Viona menembak tubuh rhea sekali lagi sebelum kabur tanpa arah dan tanpa menyadari ada truk yang melintas dari kejauhan

Bruk

Aiden masih menatap rhea yang terlihat kesakitan sambil sesekali memaksakan senyumnya

“Padahal rere belum ketemu sama calon mertua” ringis rhea sambil sesekali tertawa

Aiden terduduk membawa rhea ke dalam dekapannya merintikkan air matanya

“Don't cry aiden I'm not going anywhere” gumam rhea menghapus air mata yang jatuh di pipi aiden

“Rere jangan tidur ya? Re...?”

The calm before


Rhea segera berlari menuju gerbang begitu melihag mobil aiden dari kejauhan, menubruk dada bidang sang adam

“I missed you so much” ucap rhea membuat aiden terkekeh sebelum mencium puncak kepala rhea

“What's wrong hmm?” tanya aiden pelan

Rhea hanya menggeleng enggan melepaskan pelukannya

“Nothing, besok pagi aku buatin bento lagi jangan makan di luar”

“Aku ke kantor besok biar pulang bareng” sambung rhea yang diangguki aiden

“Do as you wish” balas aiden memeluk kembali rhea

“What lovers usually do?” tanya rhea membuat aiden mengerinyitkan dahinya

“Kamu kedengaran kaya orang yang mau pergi jauh” ucap aiden sambil memakam macaroon yang ia beli

Masalah Rumah Tangga


Sesampainya di kantor aiden, rhea membuka sabuk pengamannya kemudian menenteng bento untuk aiden

“Gue ngantor dulu re” ucap ale dari dalam mobil yang diangguki rhea

Rhea menarik nafas sebelum berjalan masuk ke dalam gedung kantor aiden

“Selamat pagi bu ada yang bisa saya bantu?” tanya sang resepsionis

“Sir aiden ada di kantornya?” tanya rhea yang diangguki sang resepsionis

“Adiknya marvel” ucap rhea membuat sang resepsionis mengantarnya langsung menuju lift

“Kantor pak aiden di ujung kanan bu, saya permisi dulu” ucapnya begitu rhea keluar dari lift

Rhea berjalan sambil bergumam sesekali sebelum menghentikan langkahnya melihat interaksi aiden dengan perempuan yang tidak dikenal

“Lunch bareng den?”

“Biasalah”

“Halo ini sekretaris nya aiden collin ya?” tanya rhea dengan suara sedikit kencang membuat aiden meringis

“E-eh iya mbak?” ucap sang sekretaris bingung

Rhea menampilkan senyum termanis nya sambil menyerahkan bento nya

“Ini bekal buat kakak habisnya kakak ganteng, saya permisi dulu” ucap rhea menghilang dari kantor aiden

“Bekalnya taruh di meja saya Nico, meeting nanti kamu yang urus saya ada masalah rumah tangga” jelas aiden sebelum berlari menyusul rhea

Not going anywhere


“Lea-” ucapan aiden terputus begitu lea menghujani dirinya dengan pukulan

“I hate you”

Bukh

“I really hate you” desis lea terus memukul dada aiden

“Pukul aku sepuas kamu” ucap aiden sambil memeluk lea yang menangis

“I- why don't you come find me? Where were you?” gumam lea membuat aiden mematung

“Lea kamu-”

“I've missed you so much collin” ucap lea mendongak ke arah aiden

“Sorry for not being there, sorry aku percaya kalau kamu udah-” ucapan aiden terhenti begitu lea membungkam mulutnya dengan bibirnya

“I love you always” bisik lea melepaskan pelukannya

“You're not going anywhere rhea collin” ucap aiden menyatukan kembali bibir mereka