Caleyverse

Oma


Aiden membawa lea ke toko bunga begitu mereka selesai berjalan jalan

“Aiden bagusnya bunga apa?” tanya lea kepada aiden yang sedang melihat lihat bunga

“Krisan?” gumam aiden setelah berpikir lama

Lea membawa buket bunga dengan jaket yang terlampir di pundaknya, yang tentu saja berasal dari aiden

“Banyak yang liatin” ucap aiden

Lea mengerucutkan bibirnya sebelum memberi jaket aiden kembali pada pemiliknya

“Kayanya kamu yang lebih banyak diliatin dasar tukang pamer” omel lea meninggalkan aiden masuk ke dalam mobil

Sesampainya di depan pagar rumah oma nya lea menahan tangan aiden

“Um ayen oma baik? No i mean dulu kita gimana?” tanya lea ragu sambil memeluk bunga krisan yang ia bawa

“Baik banget kamu cucu kesayangan oma kamu” ucap aiden mengelus tangan lea menenangkannya

“Aiden the clock is ticking” ucap marvel menghampiri mereka yang masih berada dalam mobil

Lea menatap aiden meminta persetujuan yang diangguki aiden membuat lea berlari masuk ke dalam rumah bersama marvel

“O-oma” panggil lea pelan berjalan ke kasur milik sang oma

“Ini rhea cucu oma? Oma udah dijemput ya?” ucapnya sambil tersenyum membuat marvel membalikkan badannya agar tangisannya tidak terlihat

“Ini beneran rhea oma, oma kenapa sakit dimana biar rhea obatin ya? Rhea udah jadi dokter bedah loh” ujar lea pada omanya yang sedang mengelus kepalanya pelan

“Kamu di depan oma aja udah cukup, marvel child i know you're crying there” panggil oma ke arah marvel

“Grandma i-” tangis marvel pecah bersamaan dengan tangan oma nya yang memegang pipinya

“Pesan oma buat kalian cuma oma mau lihat kalian bahagia, rhea hubungan darah memang tidak bisa disangkal tapi kalau udah kelewatan oma harap kamu bisa membuat keputusan dengan baik” ucap sang oma sebelum menghembuskan nafas terakhirnya

“Oma o-oma oma akh” panggil lea yang panik

“Aiden? AIDEN RERE” teriak marvel memanggil aiden untuk masuk ke dalam kamar

“Sir- it's hurt... my head-

Misunderstood


Aiden masih duduk sambil menggenggam tangan lea yang terasa hangat

“Lea mau dipeluk?” tanya aiden pelan

“Nope nanti kamu sakit lagi” balas lea pelan sambil meringkuk membuat aiden menaikkan selimut lea

Brak

“Aide-” ucapan marvel terhenti tatkala melihat lea yang sedang mengusap dadanya akibat bantingan pintu marvel

“Lea nafas it's okay” ucap aiden sambil mengelus punggung lea

“Keluar” ucap aiden dingin membuat mereka segera melangkahkan kaki menuju ruang tengah milik aiden

Jean duduk di sofa dengan canggung berbeda dengan leon dan calvin yang sudha menyiapkan mental apabila terjadi perkelahian

“Ngapain banting pintu bang? Rere kaget kasian” tanya aiden berusaha meredam emosinya

“Lo apain adek gue? Did u guys do that?” tanya marvel tidak terima

Aiden hanya menautkan alisnya berpikir ke arah mana pembicaraan marvel ini

“Adek lo ketularan gue demam terus dia masak bubur sendiri takut rumah meledak kena gue” jelas aiden sambil mengacak rambutnya

“Loh ngga belajar biologi?” tanya calvin bediri mengambil makanan ringan di meja

“Ngga lah gila lo tapi hampir gue cium sih cuma ngga jadi” ucap aiden sambil mengendikkan bahunya

Kelamaan


Aiden terbangun dari tidurnya ketika mendapat pergerakan kecil dari lea yang masih berada di dekapannya

“Rere? Hey what's wrong?” tanya aiden pelan sambil menyisir rambut lea ke belakang telinganya

Lea menggeliat pelan sebelum membuka matanya perlahan

“Sir your fever has gone” ucap lea sambil menempelkan telapak tangannya di dahi aiden

Aiden terkejut sebelum memegang tangan lea

“Kamu panas banget I'm so sorry kayanya kamu ketularan” lirih aiden

Lea menggeleng pelan sambil tersenyum kemudian menarik selimutnya

“Aku buatin bubur” ucap aiden beranjak dari kasurnya

“I'll make it myself kata kak nathan kalau kamu masak dapur bisa kebakaran” ucap lea serak

Aiden mengangguk ragu sebelum mengulurkan tangannya ke arah lea

“Hah?” tanya lea menatap tangan aiden kebingungan

“Kelamaan” ucap aiden sebelum menggendong lea turun ke dapur

Sick


“How am i suppose to-” gumam lea sambil berjalan bolak balik di depan pintu kamar aiden

“Masuk lea” ucap aiden dari dalam sana membuat lea menarik nafas sebelum memegang gagang pintu kamar milik aiden

Lea berjalan pelan menuju aiden yang masih terbaring di kasurnya

“Ayen panas banget astaga makanya jangan bohong sakit lagi” omel lea hendak pergi yang ditahan aiden

“Kemana?” tanya aiden serak membuat lea sedikit terkejut

“Ambil obat, mau makan bubur?” tanya lea yang diangguki aiden

Aiden hanya mengeluh sesekali menatap langit langit kamarnya sebelum suara pintu kembali mendapat atensi aiden

“Baring aja sir nanti disuapin” ucap lea menaruh bubur di nakas kemudian keluar dari kamar aiden

Setelah menyuapi aiden dengan telaten dan menyuruh aiden meminum obat lea memilih duduk di depan aiden sambil menggenggam tangannya

“Mau aku cepat sembuh ngga?” tanya aiden yang diangguki lea

“Coba berdiri dulu” perintah aiden membuat lea sedikit bingung

Bruk

“Gini dulu biar cepat sembuh” ucap aiden serak sambil mengeratkan pelukannya

“Beneran bisa sembuh?” tanya lea pelan yang tidak dijawab oleh aiden

“Get well soon aiden” ucap lea sebelum menyusul aiden masuk ke dalam dunia mimpi

Pokoknya sakit


“Ayenn” teriak lea sambil berlari turun menyusuri tangga dengan heboh

Aiden hanya mendengus gemas melihat tingkah perempuan di depannya itu

“Hati hati nanti jatuh” tegur aiden melangkah mendekat ke arah lea

“Sorry i didn't know you're getting married” ucap lea merasa bersalah membuat aiden kehilangan kata katanya

“No I'm single well thats for you- i mean-”

“Good then um-” ucap lea cepat memotong perkataan aiden membuat keheningan segera menyelimuti mereka

Aiden menggaruk tengkuknya sambil berdehem sebelum membuka suara

“Kamu mau diskusi soal?” tanya aiden sambil menetralkan detak jantungnya

“Oh iya lupa aku mau kerja di rumah sakit tapi kata giselle ngga boleh terus aku bingung soalnya ngga enak numpang” jelas lea cepat

“Kamu ngomongnya emang secepat ini?” tanya aiden ragu yang digelengi lea

“No, sir cuma kalau panik” jelas lea

Aiden berpikir sejenak untuk mencari ide cara membuat lea tetap aman di dalam rumah miliknya

“Sebenarnya aku sakit” ucap aiden membuat lea panik setengah mati

“Gejalanya gimana? Di area mana? Ada p3k atau stetoskop? Kayanya aku haru beli peralatan baru” tanya lea panik sambil memutar tubuh aiden

“Disini kayanya aku gastritis” ucap aiden menunjuk bagian perutnya membuat lea mengerinyitkan dahinya

“Um itu ginjal sir” ucap lea membuat aiden panik

“Ini”

“Pankreas?”

“Maksudnya disini”

“Hati? Usus? Empedu? Sebenarnya sir sakit di bagian mana?” tanya lea jengah melihat kelakuan aiden

“Pokoknya mulai hari ini kamu jadi dokter pribadi saya” ucap aiden final meninggalkan lea yang masih tercengang dengan perubahan sikap laki laki di depannya

“He's really weird” gumam lea

New life


“Anak saya gimana dok?”

“Saya sudah berusaha yang terbaik tinggal menunggu rhea siuman”

“Ngga yang terbaik juga ngga apa apa”

Suara orang yang berbicara di dalam ruangan terdengar, perlahan rhea mengerjapkan matanya

“Kamu udah sadar?” tanya john sambil menyenteri pupil mata rhea

Rhea terdiam sejenak sebelum menatap mereka semua perlahan satu per satu

“Kalian siapa?” tanya rhea pelan membuat anderson segera berbicara dengan john diluar

“Dia lupa ingatan?” tanya anderson

“Saya jarang menemui kasus seperti ini tapi pasien harus lupa supaya bisa menjalankan hidup” jelas john sambil masuk kembali ke dalam kamar rumah sakit

“Ini papa, saudara kamu violet nama kamu lea kamu lupa nak?” tanya anderson pelan

Rhea menggeleng pelan sebelum berpikir ragu namun otaknya seakan berupa ruangan kosong

“Lea?” tanya rhea ragu yang diangguki oleh anderson

“Kamu lupa? Cita cita kamu jadi dokter kaya dokter john” jelas Anderson pada rhea

Berani?


Viona berdiri di depan rhea sambil melipat kedua tangannya menatapnya malas

“Siniin” ucap viona mengulurkan tangannya

Rhea hanya bisa menatap viona benci sebelum berteriak membanting handphone nya ke lantai

“Itu hp terakhir lo fyi” ucap viona yang tidak dihiraukan rhea yang berjalan keluar

“Lo ngga bisa kabur” ucap viona sambil berjalan menyusul rhea menuju dapur

Rhea tersenyum miring sambil memegang pisau ditangannya membuat viona sedikit bergidik ngeri

“Gue emang ngga bisa kabur” desis rhea sambil menatap bodyguard yang berjalan mendekat ke arahnya

“Lo berani nusuk gue?” sindir viona berusaha menutupi rasa takutnya

Rhea tertawa keras sebelum menghembuskan nafasnya jengah

“I'll kill myself right now so no one own me”

A help


Lea melangkahkan kakinya tanpa henti dan tanpa arah bahkan ia membuang sepatu, dompet dan hal lainnya yang ia curigai sebagai alat pelacak

“Rere ini lo kan?” ucap pria tak dikenal memegang bahunya tiba tiba

Lea mengerutkan kening berpikir sejenak sebelum menggeleng, kemudian menoleh ke arah belakang

“Sir help me, please” ucap lea memelas memegang kedua lengan orang di depannya

Aiden menundukkan kepalanya melihat kaki perempuan di depannya yang penuh dengan luka lecet

“Your name?” tanya aiden sambil melipat kedua lengannya

“Lea, surgeon general surgeon the bodyguards behind are chasing me” jelas lea cepat membuat aiden menyunggingkan senyumnya

“I like criminal, well let's go to my private jet” tawar aiden mengulurkan tangannya yang disambut lea cepat

Sleep well


Aiden sedari tadi tak henti hentinya mendesak marvel untuk menambah kecepatan mobilnya

“Lo tau viona gimana jangan mudah terpengaruh” ucap rendy berusaha menenangkan aiden

Nathan hanya bisa menatap aiden sedih, atmosfir di dalam mobil ini cukup dingin

“Minggir” ucap aiden segera keluar dari mobil begitu mereka sampai di rumah sakit

“Keluar semua biar gue parkir” ucap marvel meyakinkan mereka

Leon mengangguk sebelum mengejar aiden masuk ke dalam rumah sakit, langkahnya terhenti melihat aiden yang memegang kalung pemberiannya pada rhea

“Ale...” ucap aiden tertahan

Calvin dan yang lainnya menghentikan langkahnya begitu melihat aiden yang berjalan menghampiri leon sambil tersenyum lebar

“Papi bohong sama aiden kan?” tanya aiden melihat ke arah ayahnya

“Aiden kalungnya udah ada dari awal” jelas edward pelan

Aiden memegang erat kalung tersebut sebelum jatuh terduduk, berusaha berdiri

“Gue- bisa sendiri” gumam aiden menepis semua bantuan mengumpulkan kekuatan berjalan ke arah rhea

“Sleep well rere” ucap aiden bergetar sebelum perempuan didepannya dikremasi

Find me


Rhea sedang berjongkok di depan minimarket sambil menunggu kedatangan aiden

Sedikit bergumam menyanyi untuk menghilangkan rasa bosan sesekali rhea bermain dengan kucing pemilik minimarket itu

“Rhea” panggil aiden dari kejauhan membuat rhea menoleh

Melihat rhea yang berlari sambil merentangkan tangannya membuat aiden tertawa lebar

Bugh

“Lama” protes rhea disusul kekehan aiden

“Belakangan ini kamu suka meluk ya?” ucap aiden sambil mengelus puncak kepala rhea

Rhea hanya mengangguk menyetujui perkataan aiden sambil mengambil kantong belanjaan yang ia letakkan di kursi

“Berat biar aku yang bawa” ucap aiden mengambil kantong tersebut dari tangan rhea

“Aiden” panggil rhea membuat aiden menoleh

“Kenapa hmm?”

“Rere udah pernah bilang belum kalau rere sayang banget sama aiden?” Tanya rhea membuat aiden tersedak

“Kapan kapan mau ke makam mama?” Sambung rhea ragu yang segera diangguki aiden

“Boleh banget sekalian minta izin buat jagain anaknya tante” ucap aiden membuat rhea tersipu

Rhea memilih untuk memainkan handphone miliknya sambil berjalan, mendapati chat masuk

“Arah jam 3” gumam rhea

Segerombolan pria berseragam hitam dan mobil van mendekat ke arah mereka sebelum salah satunya memukul tengkuk aiden

“AIDEN!” pekik rhea meronta ketika ia digendong paksa

“R-rere” lirih aiden menahan rasa sakitnya

“Aiden find me please”

Kalimat terakhir yang aiden dengar sebelum pandangannya menjadi gelap