Caleyverse

How to calm aiden


Sedari tadi aiden mengabaikan rhea yang berbicara dengannya, Hanya sedikit marah dengan fakta dirinya gagal menjaga rhea

“Aiden ngga mau obatin rere?” Rengek rhea mengejar aiden yang menghindari dirinya

Aiden hanya memutar badannya berjalan menjauhi rhea sambil menghela nafas

“Ayennn” rengek rhea cukup untuk membuat aiden tertegun sebelum melirik sebuah tangan kecil yang melingkar di pinggangnya

“Apa?” Tanya aiden berusaha dingin menahan senyumnya yang memaksa untuk merekah

“Ayen marah sama rere” ucap rhea mengeratkan pelukannya membuat aiden berhenti bergerak

Aiden meniup rambutnya kemudian berdehem kecil sebelum menjawab rhea

“Ngga tuh” ucap aiden membuang buka

Rhea mengerucutkan bibirnya melepaskan pelukannya sambil berpikir, aiden kecewa untuk sesaat

Cup

“Obatin rere cepat” titah rhea pada aiden yang masih memegang pipinya

“Rere bibir juga dong” ucap aiden yang diabaikan rhea memilih untuk berjalan pergi

Aiden tersenyum sejenak sebelum berteriak mengejar langkah rhea

“Rere aku mau lagi eh maksudnya aku masih marah” teriak aiden


Jangan Luka


“Shit” umpat aiden begitu membaca pesan dari leon, menambah kecepatan mobil yang dikendarainya

Sesampainya di sekolah aiden segera masuk ke dalam kelas viona

“Kamu-”

“Saya ada urusan sebentar sama viona pak” ucap aiden dingin menarik viona ke gedung belakang

Viona mengaduh kesakitan sesekali saat aiden mencengkeram dan menyeretnya secara kasar

“Aiden lo apa apaan?” Teriak viona marah

Aiden membanting hp nya tepat di dinding disebelah pipi viona

“Jangan buat gue nampar cewek” ucap aiden penuh penekanan sebelum meninggalkan viona yang jatuh terduduk

Disisi lain rhea yang sedang tidur di perpustakaan ditemani rendy yang membaca buku di sudut lain sesekali mencuri pandang ke arah rhea

Brak

“Diem bego cewek lo tidur” tegur rendy menutup bukunya sebelum beranjak dari tempat duduknya

Menepuk pundak aiden sekilas sebelum melihat ke arah rhea

“Sorry kita ngga becus jagain rhea” lirih rendy

“Makasih bang sorry ngerepotin lo pada” bisik aiden yang diangguki Rendy

Aiden dengan perlahan menarik kursi di sebelah rhea berusaha tidak menimbulkan suara yang mengusik tidur perempuan di depannya

“Kamu- tolong jangan luka aku ngga bisa liat kamu luka” gumam aiden sambil merapikan rambut rhea dan melampirkan jaket miliknya pada pundak rhea


Loh jadi?


“Ayen” panggil rhea pada aiden yang duduk di sofa di rooftop sekolah

Yang dipanggil berdehem sambil memberikan atensi pada rhea yang sedang melihat ke gedung di depannya

“Kamu ngga merasa familiar gitu dipanggil ayen?” tanya rhea membalikkan badannya

Aiden berpikir sejenak sebelum mengangguk ragu menyetujui perkataan rhea

“Kayanya pacar pertama aku bukan kak rendy deh” ucap rhea membuat aiden segera bangkit menghampirinya

“Serius? Loh jadi pacar kamu siapa?” tanya aiden antusias

“Kamu ngga ingat pernah nembak anak kecil di taman rumah sakit?” tanya rhea membuat aiden berpikir sejenak

“Leya??? Eh maksudnya itu beneran kamu?” Pekik aiden sambil menutup mulutnya

“Dasar cadel nyebelin” sungut rhea sambil berjalan pergi meninggalkan aiden yang masih bengong sebelum mengejar rhea


Happy birthday Jean


“Sekarang aja deh kasian kak jean daritadi diem doang” ujar rhea setelah mereka selesai mendekor basecamp

Nathan mengeluarkan handphone nya mengecek sesuatu sebelum mengangguk menyetujui

“Jean si sadboy” ucap calvin bersamaan dengan ketukan pintu dari luar

“Halo?” ucap anna yang mengintip dari luar

Aiden segera batuk mengirim sinyal yang disusul oleh yang lainnya

“Sorry sorry masuk aja lagi musim batuk nih” ucap rendy mempersilahkan anna masuk

Leon memakai sepatunya kembali merapikan seragamnya sebelum beranjak ke arah pintu

“Gue yang panggil bang jean” ucap leon yang dihadiahi protes keras dari mereka semua

“Apa apaan orang gue udah chat jean” sela nathan sambil mendorong leon ke arah anna

Yang lain sudah tersenyum penuh arti kecuali anna yang sibuk melihat sekeliling ruangan berusaha untuk tidak peduli dengan keberadaan leo

“Untung kita dulu ngga kaya gitu” dehem Laura yang disusul tawa dari nathan

“HAPPY BIRTHDAY KAK JEAN” teriak rhea begitu jean membuka pintu basecamp

Raut muka jean yang murung segera berubah menjadi ceria begitu melihat kue di tangan rhea

“Jadi gue ngga ada salah?” Tanya jean polos sambil memegang balon yang diberikan calvin


Calm Down


Marvel sedang menggigit kukunya adapula calvin yang berjalan bolak balik ditempat, semuanya menunggu dengan penuh ketegangan

Pasalnya rhea bersikeras untuk berbicara dengan ayahnya tentu saja membuat semuanya panik

“Gue bilang bodyguardnya 50 kenapa yang standby dibawah cuma 30?” Omel leon pada orang yang tersambung dalam panggilannya

“Halo om heli nya udah mendarat?” tanya nathan yang sedang menelepon juga

Ruangan seketika ricuh sedari rhea keluar dari penthouse miliknya

“Den kita kaya mafia ga sih?” Tanya calvin sambil merangkul aiden yang sibuk melihat cctv dari hp miliknya

“Guys do we need a gun?” Tanya marvel sambil mengeluarkan pistol dari tas miliknya

Semuanya seketika panik refleks menjauh dari marvel dan juga pistol yang ia pegang

“Calm down it's a toy” ucap marvel ikut panik ketika mereka menjauhinya


Jatuh


Rhea sedari tadi masih menutup telinganya sesekali meringis mendengar suara ayahnya dari intercom

“Aiden” lirih rhea sambil memeluk lututnya

Ketukan di pintu mulai menghilang tapi rhea masih enggan beranjak sedikit pun

“Rhea? Aku izin masuk ya? Udah ngga ada siapa siapa diluar”

Rhea segera membenarkan penampilannya begitu suara pintu terbuka terdengar sebelum berlari ke arah aiden

Aiden terkekeh sebelum merentangkan tangannya menyambut rhea ke dalam dekapannya

“A-aw” ringis aiden ketika rhea menunbruknya

“Loh ayen kenapa luka?” lirih rhea sambil menyentuh pipi kiri aiden

Aiden hanya tersenyum sambil merangkul rhea ke dapurnya

“Ayen jawab rere ih” protes rhea dengan diamnya aiden

“Kalau aku jawab jatuh kamu percaya?” tanya aiden yang segera digelengi rhea

Aiden terkekeh sekali lagi sambil mengeluarkan makanan yang ia bawa untuk rhea

“Lagian wajar kalau ngelindungin kepunyaan sendiri kan?” Tanya aiden sambil mengelus kepala rhea

“Aiden nginap ya? Nanti takutnya masih ditungguin dibawah” ucap rhea dengan nada bergetar

Aiden tersentak sebelum menghapus air mata yang membasahi wajah perempuan di depannya

“Udah jangan nangis mending obatin aku aja hmm?” tawar aiden pada rhea yang masih sesenggukan


Top

“aiden kamu beneran ikut matematika nih?” tanya rhea ragu

Aiden segera mengangguk sebelum berjalan mencoret soal yang diberikan di papan tulis

“Cukup ngga segini re?” tanya aiden pelan

Rhea mengangguk antusian sesekali bertepuk tangan adapula rendy yang memutar matanya malas

“Pacar nya rere keren banget ayo ayen sini belajar” ajak rhea sambil menggeser kursinya

“Nanti malam mau ke rumah? Buku papi lengkap kalau soal biologi” tawar aiden yang dibalas senyuman lebar dari rhea

“Kakak ke wc bentar ya” ucap rendy sambil menepuk kepala rhea pelan membuat gadis itu sedikit terkejut

Aiden terdiam sampai rendy menghilang dari pintu kemudian mengelus kepala rhea

“Udah aku hilangin bekasnya” gumam aiden

“Aiden emang paling top” ucap rhea antusias membuat aiden sedikit tersipu


Bolos

Rhea melangkahkan kakinya ke dalam aula basket membuka pintu perlahan sambil mengintip perlahan ke dalamnya

“Aduh cantik banget”

“Hai cari siapa nih?”

Aiden yang sedang memasukkan bola ke dalam ring segera menoleh ke arah suara

“Ayen” teriak rere ceria membuat teman temannya memekik tertahan sesekali berbisik

Aiden segera berlari menghampiri rhea menyembunyikannya di balik punggungnya, oh jangan lupa tatapan tajam yang ia layangkan kepada teman temannya

“Rere kenapa kesini hm? Bukannya lagi pelatihan?” tanya aiden pelan

Rhea mengangguk tanda mengiyakan perkataan laki laki di depannya

“Bosen jadinya rere bolos” jawab rhea sambi menyeka keringat di pelipis aiden

“Aduh gue keringatan juga nih”

“Nyamuk nyamuk”

Aiden mendecak kesal sebelum menepuk kepala rhea pelan

“Rere tunggu diluar ya? Aku ambil tas bentar nanti kita bolos ke basecamp aja” ajak aiden yang disetujui langsung oleh rhea

Setelah rhea berada di luar aiden dihujani pertanyaan oleh teman temannya secara ricuh

“Sumpah gue gatau ada siswa secantik itu” ucap salah satunya

Aiden mengetikkan beberapa kata di hp nya kemudian memasukkannya kedalam saku sebelum menarik nafas kesal

“Jangan macam macam kalau ngga mau masuk rumah sakit bokap gue” ucap aiden dingin meninggalkan mereka yang terdiam canggung di lapangan


Complicated

“Makan bro senyum mulu” ucap marvel menyadarkan aiden yang sedari tadi hanya memutar garpunya

Jean sedikit berdehem sebelum memasukkan daging ke dalam mulutnya

“Rere ini beneran grill biasa kan ya?” tanya jean sambil memakan hidangan didepannya

Rhea hanya mengangguk bingung ketika nathan dan calvin ikut menatap dirinya

“Gue baru kali ini tau grill pakai daging wagyu” sambung calvin

Semuanya mengangguk menyetujui perkataan calvin terkecuali marvel yang makan dengan tenang

Well, bagi marvel table manner sangat penting apalagi untung tetap diam ketika berada di meja makan

“Rere ke kamar bentar ya? Mau ngambil hp” ucap rhea sambil meninggalkan mereka disana

“Bang gue ke wc bentar” pamit rendy membuat marvel berpikir sejenak sebelum memberikan jempol kepada rendy yang duduk di ujung jauh dari marvel

Rhea yang bermain hp sambil berjalan keluar terhenti ketika melihat Rendy yang menatapnya, memegang pergelangan tangannya menariknya entah kemana

“Kak rendy kenapa?” tanya rhea begitu mereka berada di balkon

“Rere kakak tau kamu pacaran sama aiden cuma buat nilai viona turun kan?” decak renan sambil menyudutkan rhea

“Awalnya iya tapi rere sekarang suka sama aiden, suka banget” sergah rhea yang menundukkan kepalanya

Rendy terus berjalan maju membuat rhea terpojok tidak dapat melarikan diri

“Kalau kamu ngga suka kamu boleh ngindar” bisik rendy

“Bro kalian berdua ngapain?”


Everything will be fine


Aiden berlari ke kamarnya begitu nathan memberi tahu keadaan rhea yang sekarang, adapula marvel yang sibuk menelfon omanya

“Rere?” panggil aiden sambil mengetuk pintu kamarnya

Hening tidak ada jawaban dari rhea di dalam sana membuat aiden panik

“Rere aku masuk ya?” tanya aiden sekali lagi namun masih belum ada jawaban dari rhea

Aiden membuka pintu perlahan, memperlihatkan rhea yang sedang membuka buku matematika milik aiden sesekali mengacak rambutnya

“Hey, istirahat dulu ya re? Kamu masih sakit” ucap aiden pelan memutar kursi belajar milik rhea, sebelum berjongkok untuk menyamakan posisi nya dengan rhea

“Aiden rere- ” ucapan rhea terputus begitu ia menatap wajah aiden memilih untuk membenamkan mukanya di pundak aiden

“Nangis aja jangan ditahan ngga apa apa kamu sama aku” bisik aiden sambil menepuk pundak rhea pelan

“Cincinnya bagus rere bohong sebenarnya rere iri” ucap rhea terbata bata

“Aiden kalau rere mati aja gimana?” Sambung rhea lemah membuat aiden mengepalkan tangannya

“Jangan ngomong gitu ya rere? Masih banyak yang sayang sama rere hm? Everything will be fine” ucap aiden memeluk rhea lebih erat

“Maafin rere” lirih rhea sebelum tangisnya pecah kembali

Aiden mengangguk sambil mengelus pucuk kepala rhea

“Kalau kamu sedih kamu boleh pukul aku tapi jangan sampai tinggalin aku ya?”