Caleyverse

Chill


Nathan dan yang lainnya berusaha menahan tawa mereka melihat aiden yang begitu kikuk melihat rhea di depannya, yang ditatapi padahal sedang asik dengan makanan kesukaannya

“Den tumben lo diem biasanya paling berisik” celetuk calvin

Leon hanya tertawa renyah sambil menunjuk nunjuk aiden

“Rhea udah kenal sama kita kita belum?” tanya nathan memilih duduk di depan rhea membuat aiden sedikit menajamkan pendengarannya

Rhea berpikir sejenak sebelum menggeleng ke arah nathan

“Gue nathan kalau ini jean” ucap nathan sambil menunjuk jean disampingnya

“Kita sepupunya aiden kalau dia aneh aneh sama lo lapor ke kita aja” sambung jean sambil menyalakan ac

Kemudian nathan menunjuk ke arah calvin dan rendy yang berada di sofa sudut ruangan

“Kak marvel itu seragam kakak tadi rere pinjamin ke aiden” ucap rhea begitu marvel duduk di sebelahnya membuat mereka semua terkejut melihat sisi rhea yang ini terkecuali rendy

“Rhea adik sepupu gue, chill bro” marvel menatap rhea sebelum mengacak rambutnya

“ANJAY AIDEN SENYUM SENYUM SENDIRI DI POJOKAN” Teriak calvin tiba tiba

Crush


“Gue kira ga boleh geledah p3k kalau bukan anak pmr”

Rhea terperanjat ketika mendengar ada yang masuk ke dalam uks

Ia segera menarik lengan sweater yang ia gulung walaupun sudah lebih dulu tertangkap oleh netra aiden

“Lo-”

“Gue kemarin jatoh dari tangga” ucap rhea cepat memotong ucapan aiden

Aiden menarik rhea pelan membawanya ke kursi kemudian berjongkok mengolesi salep dengan telaten

“WOI AIDEN” teriak calvin sambil membuka pintu uks dengan terburu buru

Aiden yang terkejut segera menutupi kotak p3k kemudian menyembunyikan rhea di belakangnya

“Who?” tanya marvel berusaha mengintip disusul deheman leon

“Ngapain disini? Ke basecamp aja gue nyusul” ucap aiden mengusir mereka

“INI PASTI SI ITU YAAA SIAPA NAMANYA GUE LUPA CRUSH NYA AIDEN” teriak calvin kemudian dibekap oleh nathan yang tersenyum ke arah rhea yang mengintip dari balik punggung aiden

Selamat makan


Rhea menyibukkan diri dengan soal di hadapannya sesekali mencibir ke arah rendy yang diam diam tersenyum

“Masih canggung sama kakak?” tanya rendy mengagetkan rhea

Rhea mengerjapkan matanya sebelum menggeleng kaku enggan menatap orang di depannya

“Biasa aja” jawab rhea sambil berdehem

Rendy hanya menggeleng sambil membaca buku di hadapannya

“Udah bel re istirahat sana” ucap rendy mengingatkan rhea

“Tanggung” balas rhea sambil mempercepat pengerjaan soalnya

Byur

Rhea terdiam sebentar memahami situasi yang terjadi begitu cepat di depannya

“Aw tangan gue tergelincir padahal gue mau bawain makanan buat lo” ucap viona sedih

Rendy yang hendak menghampiri viona ditahan oleh rhea

“Makasih bakso nya enak” ucap rhea sambil membereskan bukunya

Sebelum berjalan, rhea mengambil bakso di lantai melemparkannya ke wajah viona dengan wajah datar

“Selamat makan viona” ucap rhea sambil berjalan keluar kantin

Rain


Rhea yang masih berjongkok mengulurkan tangannya untuk menampung rintik rintik air hujan yang jatuh sesekali tersenyum

“Petrichor” gumam rhea disela senyumannya

Bunyi rem yang tiba tiba mengagetkan rhea, suara yang berasal dari sampingnya membuatnya menoleh

“Aiden! Kamu ngga apa apa?!” Pekik rhea ketika aiden terjatuh dari motornya

Aiden hanya mengangguk kaku sambil menepuk celananya

“Aduh lo kenapa nerobos hujan sih? Bahaya tau untung ini ngga ada luka yang parah harusnya tuh pakai mobil aiden” omel rhea sambil menarik aiden masuk ke halaman rumahnya

“Ini ada handuk terus kayanya ada seragam kak marvel disini pakai itu aja dulu ya, kalau lo bisa nyetir nanti berangkatnya pakai mobil gue aja” rhea memberikan handuk pada aiden sambil mendorongnya masuk ke dalam kamar mandi

Aiden tersenyum diam diam di balik pintu sambil menatap handuk di tangannya, berbeda dengan rhea yang panik karena memberikan seragam milik marvel

“Semoga aiden tau gue sama kak marvel sepupuan” ucap rhea pelan

Suara lo emang berat?


“Rhea?”

Rhea yang sedang mengayunkan kakinya di sisi kasur uks terperanjat ketika mendapati seseorang berdiri di depannya

“Iya um...?-

“Jean nama gue” ucap jean sambil membuka layar hp miliknya

“Kak jean? Kenapa kak?” tanya rhea pelan

“Ada anak pmr bentar lagi datang lo tunggu aja gue cabut dulu” ucap jean membuat rhea tambah bingung

Tak lama kemudian pintu uks terbuka menampilkan aiden dengan muka datarnya seperti biasa

“Halo” sapa rhea membuat aiden sedikit terperanjat

Aiden hanya mengangguk singkat sebelum mengambil kotak p3k

“Kalau sakit bilang” ucap aiden sebelum mengoleskan betadine pada lutut rhea

“Hah? A-aduh” ringis rhea pelan

“Buat lo” ucap aiden sambil memberikan plester di samping rhea

“Suara lo emang berat ya? Aiden collin” tanya rhea sambil membaca nametag aiden

Pertanyaan singkat yang mampu membuat aiden mematung dan sedikit gugup

Coda


Mark menghembuskan nafasnya kecewa setelah menelfon Thalia, sepertinya gadisnya memang masih berada di Amerika

“Mark lo ngapain? 2 menit lagi buruan stand by” Ujar Hendery sambil menepuk pundak temannya

Mark mengangguk kemudian masuk ke belakang panggung tanpa menyadari Thalia yang sudah menatapnya sejak tadi

Thalia tersenyum begitu melihat Mark menyelesaikan pertujukan penutupnya dengan Traümerei tanpa menyadari eksistensi gadis tersebut

Pertunjukan sudah selesai 2 jam yang lalu, tetapi ucapan selamat masih membanjiri Mark membuat Thalia harus menunggu lebih lama dari yang Ia perkirakan

“Ngintip keluar apa ngga ya” gumam Thalia sambil melirik Handphone miliknya yang menunjukkan puk 23.41

Sepertinya orang orang sudah mulai pulang, menyisakan para organizer yang sibuk membereskan aula, Thalia segera mengambil tasnya berjalan ke lobby dengan senyum merekah sebelum menyebutkan nama yang sudah mewarnai kehidupan SMA nya

Laki laki keras kepala yang terus menerus memaksa untuk memasuki kehidupannya merobohkan ego tinggi milik gadis itu

“Mark” pekik Thalia yang terlalu bersemangat menyerahkan buket bunga untuk Mark dan memeluknya

“I thought you-”

“Surprise Markie, aku sengaja block twitter kamu sorry takutnya ketahuan” jelas Thalia pelan

Mark menariknya masuk ke aula berdiri disamping piano yang Ia mainkan tadi, memainkan sebuah lagu untuk Thalia

Thalia yang tau alasan Mark memainkan lagu ini hanya bisa menutup mulutnya berusaha menahan air mata yang sudah siap untuk jatuh kapan saja

“My dad proposed my mom with this Thalia kamu ingat kan?” Tanya Mark halus

Thalia segera menyeka air mata nya yang mulai jatuh, Mark berdiri mengangkat wajah Thalia menatapnya dengan penuh kehati-hatian

“Marry me Lia?”

Kalimat singkat yang berhasil membuat Thalia sampai di titik dimana Ia merasa kupu kupu sungguh akan terbang dari dalam perutnya

Flowers


Thalia menarik nafas begitu menginjakkan kakinya di kampung halamannya tersenyum senang sebelum menyeret kopernya cepat masuk ke dalam mobilnya

“Ke toko Vanessa dulu ya” Ucap Thalia singkat

Memilih untuk memejamkan mata sejenak sepanjang perjalanan, otak Thalia sibuk berpikir apa yang harus Ia lakukan nanti dihadapan Vanessa

Mobil berhenti, Thalia telah sampai di depan toko bunga milik Vanessa. Sempat ragu namun memutuskan untuk tetap pergi kesana

“Selamat dat- Thalia?” Ucap Vanessa terkejut

“Eum... Hi?” Ucap Thalia canggung yang dibalas pelukan oleh Vanessa

Thalia tersenyum tipis sambil menepuk pundak Vanessa, ternyata tidak seburuk apa yang Ia pikirkan

“Butuh buket bunga buat Mark? Acaranya bentar lagi mulai lo ganti baju di belakang aja ada kamar” Ujar Vanessa sambil mengambil beberapa bunga

“Sorry Van ngerepotin” Thalia menatap Vanessa ragu

“Nope I'm fine, lo ngga ngerepotin kok udah buruan nanti lo telat” Usir Vanessa mendorong Thalia masuk

Vanessa hanya terkekeh ringan sebelum lanjut memilih bunga mana yang akan Ia rangkai ke dalam buket untuk Thalia

Sepertinya kalimat obat terbaik adalah waktu berlaku bagi Thalia dan Vanessa, time do heal them.

Mereka yang sudah beranjak dewasa, memilih meninggalkan sifat mereka berusaha menjadi lebih baik lagi untuk mereka sendiri

Seasons keep changin so do both of them

Awkward


Bel unit milik Thalia berbunyi yang segera dihampiri oleh Thalia, menampilkan Mark dan Johnny yang terlihat sedikit canggung

“Mark” pekik Thalia senang

Mark melemparkan senyum hangat miliknya sebelum Thalia berlari ke arahnya, memberikan pelukan yang mengundang keterkejutan dari raut Johnny

“Udah mau masuk sekolah?” Tanya Mark sambil mengelus pucuk kepala Thalia

Thalia hanya mengulum senyumnya berusaha menutupi dirinya yang sedang tersipu akibat perlakuan Mark

“Kamu udah mau berangkat ya? Have a safe flight Mark awas ya kalau kamu ngelirik cewek lain” Ucap Thalia kesal

“I won't, dapetin kamu susah soalnya. Aku nunggu, buruan selesain sekolah kamu disini” Ucap Mark

Thalia mengangguk sambil berjalan beriringan dengan Mark dan Johnny masuk ke dalam lift

“Kak Johnny anterin Mark ya, Bye guys see you soon... Markie” Ucap Thalia sebelum berlari sambil menutup mukanya

Mark dan Johnny masuk ke dalam mobil, sepanjang perjalanan hanya terdengar suara klakson kendaraan

“Jadi yang sering Thalia curhatin itu lo ya? Dan Thalia alasan lo kesini?” Tanya Johnny yang diangguki oleh Mark

“Sorry, i didn't know dia bakal dititipin ke lo” Jelas Mark

Johnny hanya terkekeh ringan mendengar pernyataan Mark barusan

“No problem dude, gua bukan bocah yang berantem masalah perempuan”

Mark hanya mengangguk sambil membuka pintu mobil milik Johnny dan menyeret kopernya

“Thank Dude” Ucap Mark singkat sebelum masuk ke dalam bandara

Johnny yang terdiam setelah kepergian Mark hanya menatap kosong jalanan, memikirkan kebetulan seperti apa yang sedang Ia hadapi

He's going to take a slip tonight

Deep talk


Wajah Mark terpampang begitu Thalia membuka pintu apartnya setelah membaca pesan milik Mark

Bodoh memang, otaknya memerintahkannya untuk tidak membuka pintu tapi tubuhnya seakan merespon dengan sebaliknya

I miss him a lot

Thalia segera menepis pikirannya yang mulai tidak terduga, menyuruh Mark untuk duduk di sofa sambil membuat minuman untuk mereka

“Aku ngga pacaran sama Vanessa, i even told you dad”, Jelas Mark yang menyusul Thalia ke dapur

“Terus ini apa?” Tanya Thalia penuh emosi sambil menunjukkan percakapan mereka tadi

Mark mengacak rambutnya frustasi melihat perlakuan Thalia yang tidak mempercayainya

“I swear to god Lia, aku beneran udah bilang aku suka kamu aku izin buat deketin kamu” Jelas Mark lembut

“Ternyata sampai akhir papa tetap ngebela Vanessa” lirih Thalia

Mark yang melihat Thalia mulai berkaca kaca segera mematikan kompor kemudian menarik Thalia ke ruang tengahnya

“Kamu bisa cerita sama aku kapanpun kamu mau, aku ngga bohong waktu aku bilang I'm going to protect you like a main cast” ucap Mark sambil memegang tangan Thalia

Thalia memilih untuk menutup mata, menyandarkan kepalanya di bahu milik Mark

“Mark aku pengen nyerah” gumam Thalia

Mark menolehkan mukanya meneliti raut wajah milik Thalia yang tidak terbaca

“I'm going to be the main cast” ucap Thalia yakin

Nice to meet you


Vanessa segera bersiap ke sekolah di antar oleh supir pribadinya, iya mulai hari ini ayahnya tidak akan lagi mengantar Vanessa ke sekolahnya

Vanessa yang hendak menyapa ayahnya harus Ia urungkan karena sang ayah yang memalingkan mukanya

Memilih untuk tidak peduli, Vanessa segera berjalan masuk ke dalam mobil yang pintunya dibukakan oleh sang supir

“Non ngga sarapan dulu?” Tanya sang supir yang melirik lewat kaca spion

“Ngga pak biar cepet nyampe”

Percakapan berakhir disana disertai Vanessa yang melihat pemandangan di jendela

Sesampainya di gerbang sekolah Vanessa segera turun dan berjalan masuk, tidak lama kemudian seseorang berlari menghampiri Vanessa

“Gua murid baru nih, kantor kepala sekolah dimana ya?”

Langkah Vanessa terhenti seketika ketika suara yang familiar melintasi indera pendengarannya

“Nice to meet you again Vanessa, I miss you too” Ucap Ellen yang tersenyum miring