Caleyverse

Calon Menantu


Aiden segera berlari menuju kamarnya setelah meletakkan kantong berisi makanan yang ia beli barusan di dapur

“Rere kamu ngga apa apa? Ada yang sakit? Pusing? Mau aku panggilin papi ngga?” tanya aiden bertubi tubi disusul handphone milik marvel yang terjatuh

“Sabar kali gue yang denger lo nanya aja pusing” decak marvel sambil mengambil handphone miliknya yang terjatuh

“Ngga apa apa kok tapi anu aiden” ucap rhea ragu membuat aiden duduk mendekat adapula marvel yang berpura pura memainkan handphone nya

“Can i hold your hand?” tanya rhea pelan membuat handphone marvel terjatuh kembali Atensi mereka beralih ke pada pintu kamar yang diketuk oleh kedua orang tua aiden, terutama edward yang mengalihkan panggilannya menuju speaker

“Jadi gimana? Mungkin aiden bakal cocok sama viona anak saya” ucap Anderson dari seberang telfon

Edward mengangkat kedua alisnya menatap aiden maupun rhea bergantian sebelum beralih kepada tangan mereka yang bertautan

“Papi...” ucap aiden pelan sambil menggeleng cepat

“Maaf tapi masalahnya saya udah suka sama calon menantu saya yang sekarang” balas edward sebelum menutup telfonnya

Aiden segera mengelus kepala dan tangan rhea bergantian

“Aiden...”

Lampu hijau


Aiden memasuki rumahnya dengan tergesa gesa membuat sang ibunda menghampirinya dengan panik

“Aiden kamu ngapain bawa perempuan ke rumah? Hujan hujanan juga?” Omel sang ibunda menyusul aiden masuk ke kamarnya

“Ada papi ngga mom? Pacar aiden kehujanan” ucap aiden lemah yang segera diangguki alice

Aiden segera keluar dari kamarnya setelah meminta bundanya untuk mengganti pakaian rhea yang basah

“Namanya siapa tuh?” tanya edward kepada aiden yang duduk di sofa dengan gusar

“Rhea silva panggil aja rere papi” ucap aiden yang disambut sumringah oleh ayahnya

“Jaga yang benar awas kalau kapal papi karam” ujar edward sambil menepuk pundak aiden kemudian segera mengambil stetoskop miliknya

You clouds rain


Rhea sekarang sedang berjalan tanpa arah setelah menyerah menekan password pada pagarnya

Viona menggantinya, ia tidak punya tempat untuk dituju ditengah hujan seperti ini

“Rere kangen mama” lirih rhea yang mulai menggigil kedinginan

Petir menyambar sesekali disusul rhea yang berjongkok menutup telinganya, menutup matanya membiarkan air matanya turun

Begitu membuka handphone miliknya terpampang percakapan antara dirinya ditengah keluarga bahagia ayahnya

“Padahal rere baru suka sama aiden” ringis rhea sesekali tertawa menertawai dirinya sendiri

Sebuah panggilan masuk, rhea mengecek kembali benda persegi empat miliknya

“Aiden...” lirih rhea

“Kalau rere menghilang aiden ngga apa apa?” isak rhea sebelum menutup telfonnya membuat aiden diseberang sana panik setengah mati

Sepatu


Aiden segera berlari begitu menutup ruang obrolan nya dengan marvel dan leon, masa bodoh dengan guru yang meneriaki dirinya

Semoga rhea masih mencapai kelas viona, ia sudah memikirkan balasan yang akan ia berikan pada saudara tiri rhea

Dilain sisi rhea yang sudah berada di depan meja viona mengepalkan tangannya erat erat

Bisikan bisikan di sekitarnya yang semakin menjadi jadi disusul senyuman sinis viona

“Berlutut” titah viona

Rhea masih meremas rok nya menahan amarah ketika viona melipat tangannya sambil menjelekkan tentang ayah mereka

“Gue males ngomong ulang rhea” ucap viona penuh penekanan

Rhea menghembuskan nafas pelan sebelum menurunkan lututnya sebelum berlutut sepenuhnya aiden sudah menarik dirinya terlebih dahulu

“Kamu pakai sepatu aku dulu” ucap aiden memakaikan sepatunya pada rhea sebelum menarik paksa viona pergi darisana

Date


“Aiden aku aja yang dorong” ucap rhea sambil mengambil alih troli belanjaan di depannya

“Bareng aja kalau gitu kasian orang di belakang mau ngambil juga” tawar aiden yang diangguki cepat oleh rhea

Aiden berusaha menahan senyumnya dengan berdehem ringan membuat rhea menghentikan langkahnya

“Izin bentar ya aiden” ucap rhea sebelum berjinjit untuk menyentuh dahi aiden

“Kirain aiden sakit habisnya batuk terus ayo jalan” ucap rhea menepuk punggung aiden ringan

Aiden hanya mengangguk mengikuti langkah rhea menuju bagian makanan

“Rere kamu serius satu troli isinya mie semua?” tanya aiden khawatir disusul anggukan ragu rhea

“Mama viona ngga masak buat kamu?”

Rhea terdiam sejenak sebelum memilih untuk menjawab pertanyaan aiden

“Mereka makan diluar hehe terus kartu rere ngga sengaja patah” jelas rhea pelan menyadari perubahan raut muka aiden

“Balikin sebagian sisanya beliin daging” titah aiden

Rhea yang tidak ingin menyulut emosi aiden segera mengembalikan setengah dari isi troli miliknya

“Nanti kamu sakit kurang gizi, lagian mulai besok kita bakal makan ke luar tiap hari” ucap aiden

“Tapi aiden...” gumam rhea ragu

“Kayanya papa ngga sepelit itu kalau anaknya jajanin calon menantu” balas aiden santai sedangkan rhea berusaha menetralkan detak jantungnya

Hungry


Rhea yang baru saja bangun berjalan ke bawah dengan mata yang masih tertutup tanpa menyadari beberapa pasang mata yang melihat ke arahnya

“Kak marvel I'm hungry” rengek rere sambil mengucek matanya

Rhea sedikit terkejut melihat teman teman kak marvel serta aiden yang berada disana, duduk diam terpaku

“Rere sarapan yuk? Aku ada beli bubur” tawar aiden segera berdiri menggandeng rhea

Aiden menyembunyikan rhea di belakangnya sambil menatap sinis ke arah anak anak dreams

Segera setelah aiden dan rhea berlalu menuju dapur marvel berdehem mengembalikan kesadaran mereka

“Gue hampir lupa gue punya pacar” celetuk nathan yang dihadiahi toyoran dari jean

“Aiden kamu makan mie aja?” tanya rere sambil menguap

Aiden mengusap pucuk kepala rere sambil memindahkan bubur milik sang pacar ke dalam mangkuk

“Aiden mau mie” gumam rere yang diangguki aiden

“Mau disuap?” tanya aiden

Behind the truth


“Rere” panggil rendy pelan

Rendy memilih untuk berjongkok di depan rhea menyingkirkan tangannya yang menutupi wajahnya

“Kak rendy” lirih rhea

Rendy tersenyum simpul mengangguk ke arah rhea berusaha menularkan senyumnya

“Kok tau rere disini? Perasaan zenly nya udah mati” tanya rhea mengalihkan pandangannya

“Aneh ya? Kamu selalu ke halte tanpa sadar” gumam rendy pada dirinya sendiri

Rhea menggeser duduknya sambil menepuk kursi disebelahnya

“Duduk kak nanti kesemutan” gumam rhea pelan

Rendy terkekeh melihat reaksi rhea yang menyuruhnya duduk disampingnya sebelum senyumnya memudar

“Eh kak?” rhea menurunkan kembali lengan sweater miliknya, rendy mengusap wajahnya kasar

“Kakak kira kamu udah-” Rendy menarik nafas frustasi membelakangi rhea yang terlihat bingung

“Kakak minta putus dulu gara gara om bilang bakal mukul kamu kalau kamu pacaran” jelas rendy berusaha menahan amarahnya

Kantin


“Enak kamu sejak kapan bisa masak?”

“Makanan kesukaan kamu apa?”

“Kamu bisa makan pedas?”

Rhea tertawa melihat aiden di depannya yang makan sambil bertanya dengan antusias

“Kamu emang cerewet ya?” tanya rhea disela tawanya

Aiden berdehem sebelum menggaruk tengkuknya kemudian mengangguk ragu

“Cuma di depan kamu, kamu keberatan?” tanya aiden yang segera digelengi rhea

“Uhuk uhuk” Rhea tersedak segera setelah menjawab pertanyaan aiden barusan

Aiden dengan panik segera memberikan minumnya kepada rhea, tentu saja interaksi mereka tidak lepas dari tatapan seisi kantin

Byur

“Aduh maaf ya rhea gue niatnya mau ngasih lo minum” ucap viona setelah mengguyur rhea

Aiden menggebrak meja sebelum balik menuangkan kuah mie nya ke atas kepala viona

“Gue peringatin buat lo, kalian semua yang ada di kantin sampai berani nyentuh ujung helai rambut rhea gue cari lo sampai dapat” ucap aiden dingin sebelum melepas jaketnya memakaikan nya ke arah rhea yang masih terdiam

“A-aiden” gumam rhea pada aiden yang menariknya keluar dari kantin

Shocking confession


Aiden sekarang tengah berada di depan gerbang rumah milik rhea, menarik nafas dalam sebelum membunyikan bel

“Siapa?” tanya viona malas lewat interkom

“Aiden temannya rhea tante” balas aiden sambil melirik handphone miliknya

Gerbang terbuka menampilkan viona yang sesekali menyampingkan rambutnya dan juga wanita paruh baya disampingnya

“Viona temennya suruh masuk dulu mama buatin minum” ucap ibunya viona masuk ke dalam rumah

“Siapa?” tanya anderson ke arah aiden yang duduk di sofa

“Aiden om anaknya edward pemilik sky hospital ada urusan sama rhea om hp nya ngga aktif” jelas aiden sopan disambut sumringah dari anderson

“Viona kamu panggilin rhea sebentar” viona mencibir pelan sebelum beranjak pergi

Aiden berterima kasih dalam hati untuk ayahnya sebagai pemilik rumah sakit memberinya beberapa kemudahan dalam menghadapi orang tua rhea

“Loh aiden ngapain?” ucap rhea bingung sambil merapikan rambutnya

“Kamu tega pacar kamu remed matematika besok?” tanya aiden membuat semua orang tertegun disana

The surprise


Rhea sedang asik membaca buku di hadapannya sebelum pintu perpustakaan terbuka secara kasar

“Loh papa? Papa kok ke sekolah?” tanya rhea bingung melihat keberadaan ayahnya

“Kamu ikut papa” ucapnya sebelum menarik rhea pergi

Rhea hanya mampu berjalan cepat mengimbangi langkah ayahnya yang mencengkram tangannya erat

“Tangan rere sakit pah” cicit rere yang tidak digubris oleh orang di depannya

Plak

Rhea terdiam, cukup shock terhadap tamparan yang ia dapatkan tiba tiba pada wajahnya

“Papa gak sekolahin kamu buat bolos, kamu tau nilai ulangan matematika kamu berapa?” tanya anderson tajam, rhea hanya berani menggeleng

“50 rhea, kalau kamu sekolah cuma buat main main mending berhenti dari sekolah” sambung anderson

“Papa malu punya anak kaya kamu”

Anderson berjalan menjauh meninggalkan rhea yang masih terdiam sambil memegangi pipinya, dan seseorang yang mengepalkan tangannya dari kejauhan